Rabu, 25 November 2015

Essay


Mencari Ilmu Ke Negeri Gingseng

 

            Nama saya adalah Muhammad Rizaldi, saya biasa di panggil Rizaldi. Saya lahir di Bandung, pada tanggal 18 Agustus 1997. Saya anak keempat dari empat bersaudara.

            Pengalaman terbaik dalam kehidupan saya adalah taekwondo. Kenapa taekwondo? Karena hampir setengah hidup saya adalah taekwondo. Taekwondo merupakan seni bela diri dari Korea. Ini adalah salah satu seni bela dari populer di dunia yang dipertandingan di Olimpiade. Dalam bahasa Korea Tae berarti “menendang”, Kwon berarti “tinju”, dan Do berarti “seni”.

            Korea adalah tempatnya para atlet taekwondo hebat di dunia. Karena itu, banyak sekali atlet-atlet belahan dunia yang datang ke Korea untuk latihan atau “try out” karena disana adalah kiblat para atlet taekwondo.

            Perkembangan taekwondo di Indonesia sudah sangat banyak dan semakin hari semakin banyak atlet-atlet yang baru, muda, dan berprestasi. Di Indonesia ada yang disebut dengan PON (Pekan Olahraga Nasional). PON adalah puncak kecapaian tertinggi dalam tingkat nasional. Provinsi-provinsi di Indonesia saling berlomba untuk mencapai atau mendapatkan medali emas PON untuk masing-masing daerah atau provinsinya. Termasuk saya dan tim Jawa Barat.

            Tim Jawa Barat ini ingin mendapatkan hasil yang terbaik karena tim tersebut menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan 4 tahunan ini. Dalam rangka ingin merebut “Jabar Kahiji” segala upaya dilakukan sampai tim ini di berangkatkan untuk latihan atau “try out” di Korea. Ini adalah pengalaman hidup terbaik saya karena saya bisa diberi kesempatan latihan di negeri gingseng. Saya tidak akan menyianyiakan kesempatan ini saya harus semangat menjalani latihan selama di Korea selama 2 bulan. Saya ingin membanggakan semua masyarakat Jawa Barat dan khususnya kedua orang tua saya dengan prestasi yang saya raih.

            Sedatang kami di Korea dengan perjalanan yang cukup jauh sekitar 7 jam dipesawat dilanjut 5 jam perjalanan dari kota Seoul ke kota Yeongcheon. Hari itu sangat melelahkan karena saya baru sekali menempuh perjalanan sejauh itu. Keadaan di Korea sangat lah bersih, rapih, dan disiplin. Itu patut jadi teladan kita warga Indonesia yang saya nilai kurang paham dengan hal tersebut. Makanan disana sangatlah sehat mungkin untuk lidah kita yang biasa memakan makanan berbumbu dan asin akan sedikit kesulitan untuk adaptasi makanan di Korea. Karena rasannya sangat hambar dan mungkin bumbu-bumbunya sedikit aneh. Kita harus banyak beradaptasi disana dari makanan, cuaca, dan cara hidup di Korea berbeda dengan di Indonesia. Sesampai kami di kota Yeongcheon kami langsung bergegas masuk ke dalam kamar karena badan yang sangat lelah dan pegal.

            Keesokan harinya kami di beri informasi oleh pelatih untuk latihan lari ke gunung. Kami dengan kemampuan fisik dan badan yang belum stabil harus memaksakan latihan itu karena tidak boleh berlama lama dan menghabiskan waktu percuma. Sesampailah kami di jalur gunung itu yang jaraknya kurang lebih 10km dan sangat menanjak. Kami diberi waktu maksimal 2 jam untuk sampai ke tempat yang ditentukan. Saya disitu sangat stress karena kemampuan fisik saya yang sangat rendah. Tetapi saya ingat dengan tekad saya datang untuk apa. Dan akhirnya sampailah di garis akhir saya langsung merasakan semua penyakit mulai dari pusing, mual, dan banyak sekali ingin rasanya melompat ke dalam jurang. Inilah pembuka latihan di Korea ini baru awal masih banyak rintangan yang harus di lewati.

            Seminggu kemudian kami sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Latihan berikutnya sparring. Sparring inilah yang saya tunggu-tunggu karena dari latihan sparring ini banyak dapat tehnik, skill, dan mental yang kuat. Hari pertama kami sparring sangatlah buruk kami kalah telak oleh atlet Korea mungkin kami kurang masih kurang latihan. Tapi tak apa karena semua pasti ada manfaatnya walaupun kalah telak setidaknya kita sudah berjuang dan akan belajar lagi dari kegagalan itu.

            Semakin lama semakin jenuh badan dan pikiran kita. Sudah hampir 3 minggu kita latihan-latihan dan latihan. Tetapi kita tidak boleh menyerah karena niat dari awal untuk apa kita ke Korea kalau tidak latihan semaksimal mungkin. Pengalaman terbaik saya disana adalah bisa menemui juara-juara dunia dan saya merasakan latihan sparring dengan mereka. Walaupun di atas kertas saya kalah tapi semangat juang saya tidak mau kalah saya tidak peduli mereka juara dunia atau bukan yang penting saya berani dan ambil sisi positif dari tehnik atau mental mereka.

            Dan akhirnya selesailah latihan di ‘Negeri Gingseng” kami sangat banyak sekali mendapatkan pelajaran dan manfaat yang sangat berguna nanti di Indonesia untuk pertandingan nanti dan di amalkan kepada adik-adik di Indonesia khususnya Jawa Barat.

            Inilah cerita dan pengalaman kehidupan saya yang singkat, yang telah saya lakukan dan jalani, semoga bisa menjadi orang yang berhasil dan membanggakan bagi orang tua, keluarga, bangsa, dan Negara ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar